Sabtu, 07 Januari 2012

Strategi Pembiayaan Pembangunan Monorel di Surabaya

Seperti yang telah diketahui, rencana pembangunan monorel sebagai moda transportasi massal di berbagai daerah Indonesia memang kembali ramai terdengar beberapa bulan terakhir ini. Beberapa kota seperti Tangerang Selatan, Surabaya, dan Makassar mulai mencoba untuk membangun moda transportasi itu. Pembangunan monorel diperkirakan akan menelan biaya yang sangat besar. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembiayaan pembangunan yang baik dan tepat untuk menunjang terealisasinya pembangunan monorel tersebut.
                Sebenarnya, pengalaman pembangunan monorel di sebuah kota di Indonesia pernah terjadi di Jakarata. Jakarta sebagai sebuah kota pertama di Indonesia yang melakukan pembangunan monorel akhirnya tidak melanjutkan proyek pembangunan itu. Salah satu masalah yang menyebabkan dihentikannya pembangunan monorel itu adalah masalah pembiayaannya. Hal ini tentunya bisa menjadi pembelajaran bagi kota-kota yang akan membangun monorel.
                Sebagai salah satu kota yang ingin membangun monorel, Surabaya harus menyiapkan  suatu strategi pembangunan yang baik untuk mewujudkan pembangunan itu. Strategi pembangunan yang harus direncanakan adalah strategi dalam pembiayaannya.
                Di dalam sebuah media online, disebutkan mengenai sebuah hasil kajian studi kelayakan proyek pembangunan Monorel Surabaya. Hasil kajian studi kelayakan itu menunjukkan bahwa nilai BCR paling tinggi adalah 1,136 (berlaku bagi investasi jenis angkutan monorel dengan jalur melayang dan sistem tiket flat seharga Rp 10.000). Selain itu, dengan masa investasi selama 40 tahun, asumsi kenaikan harga 20% per lima tahun, dan payback period positif mulai tahun ke-9, diketahui bahwa keuntungan yang didapat pada tahun ke-40 sebesar Rp. 41.512.089,81.
                Dari hasil kajian studi kelayakan yang disampaikan di media itu, terlihat bahwa keuntungan yang didapat pada tahun ke-40 tergolong tidak besar. Padahal, alokasi harga tiket sebesar Rp 10.000,00 tergolong mahal.  Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi pembiayaan yang bisa mengatasi kendala tersebut.
                Untuk membiayai proyek yang memerlukan biaya sekitar 1,5 triliun ini, Pemerintah Kota Surabaya berencana melakukan lelang. Hal ini bertujuan untuk mencari investor yang mau  berinvestasi pada proyek itu dan benar-benar ahli dalam melakukan pembangunan monorel. Pemkot Surabaya juga mengatakan bahwa nanti pembangunan akan sepenuhnya dilakukan oleh pihak swasta. Jika nanti rencana pembangunan monorel benar-benar terjadi, maka  bagaimana model pembiayaan pembangunan yang tepat bagi pembangunan monorel ini?  
                Mungkin, berikut adalah beberapa strategi pembiayaan pembangunan yang bisa diterapkan dalam pembangunan monorel di Surabaya, jika hal itu memang benar-benar akan direalisasikan:

1. Sebagai proyek Pemerintah Kota Surabaya, otomatis biaya pembangunan juga harus ditanggung oleh  pemkot. Akan tetapi, pemkot bisa meminta bantuan pada pemerintah provinsi dan pusat. Dana tersebut bisa berupa DAK.

2. Kerjasama antara pemerintah dan swasta. Pembiayaan dibagi antara pemerintah dan swasta, misal pemerintah membiayai pembebasan lahan dan penyediaan transportasi, sedangkan swasta bagian operasional.

3. Selain dari sumber konvensional, dana dari sumber non-konvensional juga sangat/harus dicari. Hal ini dikarenakan biaya pembangunan monorel sangat tinggi. Konsep BOT (Build Operate Transfer) adalah sebuah metode pembiayaan yang bisa digunakan untuk pembangunan monorel. Jadi, pemerintah kota menyerahkan pembiayaan hingga pengoperasiannya kepada pihak pelaksana proyek, tetapi pada jangka waktu tertentu pendapatan proyek ini akan dikembalikan pada pihak pemilik.  Hal ini tentunya didahului kesepakatan bersama antara pihak swasta dan pemerintah.

Dari ketiga strategi pembiayaan tersebut, strategi pembiayaan pembangunan berupa BOT (Built Operate Transfer)  paling cocok untuk diterapkan. Hal itu dikarenakan proyek pembangunan monorel berupa proyek jangka panjang dan memerlukan biaya yang sangat besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar